Ilustrasi: Jahe Merah

THENEWSULSEL.COM-Pada dasarnya, jahe adalah bumbu dapur yang berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kesehatan sistem pencernaan, melawan peradangan, serta mengobati penyakit pilek dan mual.

Jahe pun bersifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antibakteri yang memperkuat imunitas tubuh dan mencegah infeksi.

Pemanfaatan jahe bisa melalui rebusan atau mencampurnya dengan teh. Selain itu, jahe bisa digunakan sebagai bumbu masakan atau produk herbal. Tanaman jahe pun bisa mengatasi gejala mual, batuk, nyeri sendi, hingga rasa sakit akibat terapi kanker.

Berdasarkan penelitian tahun 2005 mengenai tanaman jahe, ekstrak jahe bisa meningkatkan imunitas dan mengobati penyakit diare.

Penelitian tahun 1999 juga menunjukkan ekstrak jahe bisa memperbanyak sel pembunuh alami atau natural killer yang akan menghancurkan dinding sel virus penyebab infeksi di tubuh.

Selain itu, ekstrak jahe bisa meningkatkan kemampuan makrofag yang biasanya memakan zat asing. Jahe pun terbukti mengandung zingerone, shogaol, dan gingerol.

Gingerol merupakan zat aktif minyak atsiri jahe yang bisa meningkatkan kemampuan sel natural killer serta memperbaiki kemampuan makrofag.

Tak hanya itu, tanaman jahe mampu menghangatkan tubuh karena rasa khas jahe yang pedas serta mengatasi penurunan daya tahan tubuh akibat perubahan cuaca ekstrem maupun infeksi virus.

Sebuah studi pun mengklaim bahwa ekstrak jahe bisa memperbaiki kewaspadaan limfosit T untuk membunuh bakteri dan daya tahannya terhadap stres oksidatif.

Gingerol dan shogaol diyakini bersifat antireumatik dan menghambat produksi nitrooksida dan sitokinin.

Sementara, zingerone mampu mengikat toksin bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang bersifat patogen. Karena itu, toksin tersebut tidak akan merusak dinding usus dan penyakit diare bisa dicegah.

Zat aktif dan rasa hangat pada jahe bersifat karminatif yang bisa mengobati sensasi kembung. Gingerol dan zingerone pada jahe pun bisa mengatasi gangguan tukak lambung akibat bakteri Helicobacter pylori. Pemberian ekstrak jahe secara rutin akan mengurangi produksi gas lambung dan meningkatkan fungsi makrofag, serta mendorong sistem imunitas.

Selain itu, pemberian jahe secara rutin pada ibu hamil bisa mengurangi gejala mual dan muntah setiap pagi. Perubahan hormonal karena kehamilan pun mengakibatkan sistem imunitas menurun.

Jahe putih umumnya disebut jahe gajah, badak, atau kombongan. Rimpangnya besar dan berwarna putih kekuningan jika dipotong melintang, serta berserat lembut. Jahe putih biasanya dikonsumsi ketika usia muda, atau setelah aromanya kurang tajam dan rasanya kurang pedas. Jahe ini pun dikonsumsi saat masih segar atau diolah sebagai bumbu masakan.

Tak hanya itu, jahe putih kecil disebut jahe emprit atau jahe sunti. Jahe jenis ini berwarna putih kekuningan jika dipotong melintang, berbentuk agak pipih, berserat lembut, beraroma agak tajam, serta rasanya pedas.

Jahe ini umumnya dipanen ketika usia tua. Rasa jahe kecil ini lebih pedas ketimbang jahe gajah. Minyak atsiri pada jahe emprit ini pun lebih banyak ketimbang jahe gajah.


Baca juga