Mantan anggota DPR RI Mukhtar Tompo (tengah) yang mahasiswa pascasarjana Unismuh Makassar mengikuti Ujian Tutup Tesis, Jumat (27/8/2021).


Peristiwa yang membuat Mukhtar disorot banyak media nasional, maupun media di luar negeri, saat ia kerap bersuara lantang terhadap PT Freeport di Papua.

Bahkan ia sempat bersitegang dengan mantan Dirut Freeport Indonesia Chappy Hakim, yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).

Nelayan pun mendapatkan manfaat dengan kehadiran Mukhtar Tompo di Senayan. Sekitar 2.000 unit mesin dan konverter kit (mesin dengan sistem gas LPG 3 Kg) telah dibagikan ke nelayan di dapilnya. 

Keberpihakan terhadap masyarakat miskin juga ia tunjukkan dengan mendesak Pertamina agar memberi label Tabung LPG 3 kg yang bersubsidi, diberikan label  “khusus untuk masyarakat miskin”. Harapannya, subsidi tersebut betul-betul dinikmati masyarakat miskin.

Nira Lontara pun ia dorong bukan sekadar menjadi gula merah, melainkan menjadi Biodiesel, salah satu sumber energi terbarukan. 

Namun berbagai program itu tidak terkawal lagi, setelah ia tak duduk di Komisi VII. “Semoga saudaraku yang diberikan amanah rakyat bisa melanjutkan perjuangan yang telah kami rintis,” pungkas Mukhtar.

Meski tidak lagi duduk di Senayan, menurutnya, ia tetap akan berpolitik. “Meski tak di DPR lagi, saya tetap berkomunikasi dan memfasilitasi aspirasi konstituen,” jelasnya.

Baca: Liga 1 Indonesia Resmi Bergulir Hari Ini, Lihat Jadwal Pekan Pertama

"Insya Allah kita akan berkolaborasi dengan teman-teman Ikatan Alumni Habibie (IABIE), untuk memfasilitasi 1.000 beasiswa S1-S3, dalam dan luar negeri," kata Mukhtar.

Hingga saat ini, Mukhtar mengaku masih akan tetap berjuang di jalur politik bersama Partai Amanat Nasional (PAN). (*)





Tags: anggota DPR RI kuliah magister kuliah S2 Mukhtar Tompo politisi PAN

Baca juga