Ilustrasi: Sapi Kurban

MAMUJU,THENEWSULSEL.COM - Sebanyak 75 ekor sapi kurban yang disembelih saat perayaan Idul Adha dan sudah dikonsumsi masyarakat bermasalah.

Sejumlah pria mengaku sebagai pemilik sapik mengamuk. Mereka berteriak bahwa sapi kurban yang sudah disembelih dan dibagi-bagikan kepada warga belum dibayar Pemerintah Provinsi Sulbar. Jumlahnya kurang lebih Rp 1,5 Miliar.

Sapi kurban yang disembelih itu bantuan pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), kepada sejumlah kecamatan di Sulawesi Barat. Untuk disembelih dan dibagikan kepada seluruh masyarakat.

Harli Sarebong, sebagai panitia distribusi hewan sapi kurban mengatakan emosi. Karena sebanyak 75 ekor sapi sudah dipotong. Tapi belum juga dibayar oleh pemerintah Sulbar.

“Kasian mereka yang punya sapi, dua tahun mereka pelihara dan sudah satu bulan ini belum dibayar. Kami tidak tahu itu hak interpelasi, hak angket, kalau mau jatuhkan gubernur silahkan. Itu hak kalian tapi tolong harga sapi kami tolong dibayarkan ini sudah menjelang satu bulan sampai saat ini belum dibayar, “ kata Harli, Senin 16 Agustus 2021.

Mengutip pojokcelebes.com, Kabiro Tapem Pemprov Sulbar Muh Saleh Rachim mengatakan, sapi belum dibayarkan kepada pemenang lelang senilai Rp 1,5 Miliar.

Hewan qurban itu untuk masyarakat dan dibagikan ke setiap kecamatan. Pembagian hewan kurban itu untuk membantu masyarakat muslim yang saat ini daya belinya kurang akibat pandemi Covid – 19.

Baca: FIK Unsulbar Studi Banding di FIK UNM, Belajar Prodi Administrasi Kesehatan

Baca: Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi Dukung Mamuju sebagai Ibukota Provinsi Sulbar, Saat ini Masih Status Kabupaten

Sehingga pemerintah berinisiatif melakukan pengadaan hewan kurban sebanyak 75 ekor. Namun pihak pemerintah mengakui ada keterlambatan pembayaran karena masih menunggu pemetaan.

Baca: Punya Efek Menenangkan dan Rileks, Minumlah Kopi Hitam Pahit Tanpa Gula di Pagi Hari

“Tidak ada ji masalah dan sudah siap dananya. Waktu penyaluran pemerintah sendiri yang serahkan di masjid – masjid di ibu kota kecamatan dan di ibu kota kabupaten. Karena di situ terkumpul masyarakat dan masyarakat sendiri yang menyembelih dan dibagikan. Lambat karena ada pemetaan oleh Pak Gubernur sehingga lambat, tapi tidak ada masalah kok dananya sudah ada,“ terangnya.(*)


Baca juga