Ilustrasi Covid-19

MAKASSAR,THENEWSULSEL.COM - Update Data Covid-19 di Sulawesi Selatan dengan hasil tes di laboratorium sering kali terlihat timpang. Bahkan oleh sebagian orang dituding terjadi manipulasi. Ternyata begini penjelasan resminya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ichsan Mustari menjelaskan alasan data pasien positif Covid-19 di Sulawesi Selatan dengan tes di laboratorium sering kali timpang.

Menurut Ichsan, hal ini karena hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan lab dilakukan dua kali jika dinyatakan positif. Pemeriksaan dilakukan pada saat pertama kali bergejala, kemudian positif dan pemeriksaan kontrol.

Pemeriksaan kontrol dilakukan pada hari ke 10 dan 14 untuk mengetahui pasien yang positif, apakah sudah sembuh atau belum. Hasil ini juga dihitung masuk ke dalam angka positif tersebut.

"Jadi itu alasan kenapa banyak. Bahkan ada pemeriksaan yang sampai tiga kali, itu satu pasien," ujar Ichsan.

"Jadi kalau mau disandingkan hasil lab dengan jumlah hasil positif, itu berbeda. Itu miss interprestasi data," tambahnya.

Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Sulsel itu menjelaskan, saat ini semua data menggunakan aplikasi NAR atau New All Record. Artinya, data yang dirilis satgas Covid-19 sulsel tidak diambil langsung dari data laboratorium.

Data diambil melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Litbankes Kementerian Kesehatan. Jadi diinput dari laboratorium langsung ke Kementerian, kemudian ke provinsi.

Selain itu, ada perbedaan data karena waktu rilis berbeda. Pemerintah pusat merilis data setiap jam 1 siang setiap harinya, sedangkan hasil pemeriksaan laboratoriam tidak memiliki waktu rilis.

"Jadi, data yang ada itu dari Kementerian langsung. Sangat tidak mungkin kalau kami mengurangi dan menambah," ujar Ichsan.

Ichsan menegaskan tidak ada niat Pemprov Sulsel mengurangi atau menambah data Covid-19. Data dikeluarkan agar masyarakat mengetahui bahwa pasien bertambah dan berkurang.

"Apa manfaatnya kita mau tambah atau kurangi angkanya. Jadi kalau kita mau sandingkan sebenarnya kita harus melihat by name by address," ujarnya.

Menurutnya bukan saatnya untuk saling menyalahkan saat ini. Tapi bagaimana menemukan solusi menekan penyebaran virus Covid-19 di Sulsel.

Sebelumnya, Pakar Kesehatan, Universitas Hasanuddin,Prof Dr dr Idrus Paturusi, SpBO menduga ada pengecilan angka yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk pasien positif Covid-19 di Sulsel.

Baca: Kebut Vaksinasi Covid-19 di Sulsel, Plt Gubernur: Kita Sasar Mamminasata sebagai Prioritas Pertama

Baca: Vaksin Covid-19 Berbayar untuk Perorangan Batal, Ada Apa?

Ia mengaku sudah melakukan investigasi sejak 23 Juni hingga 5 Juli 2021. Data tersebut diambil dari 24 laboratorium yang melakukan uji swab di Sulsel. Hasilnya kerap berbeda dengan data yang diumumkan.

Baca: Rasakan Khasiat Rebusan Daun Pandan Campur Jahe, Redakan Sakit Kepala dan Lainnya

Pada tanggal 24 Juni misalnya. kasus terkonfirmasi positif sesuai data laboratorium sebanyak 212 orang, sementara yang terlapor di pusat hanya 100 kasus. Begitupun di hari lain.(*)


Baca juga