Hasil Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) XXXII tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2021.

 SENGKANG,THENEWSULSEL.COM - Dikenal sebagai kabupaten dengan pondok pesantren yang banyak dan disegani, Wajo kini mengalami penurunan.

Hal itu terlihat serelah Wajo berada di urutan paling buncit dari 25 peserta Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) XXXII tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2021.

Pada event tahunan yang digelar selama 3 sampai 7 Juni 2021 di Kabupaten Sidrap itu, Kabupaten Wajo bahkan berada di bawah Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara yang penduduknya mayoritas non muslim.

Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Wajo, Muslihin menganggap, prestasi Kabupaten Wajo pada ajang tilawatil Qur'an dan Hadis sangat memalukan.

"Sangat memalukan. Mengingat, dalam konteks Wajo menjadi sangat lucu," katanya.

Padahal, Kabupaten Wajo dikenal sebagai kota santri, kota kelahiran para ulama-ulama besar di jazirah Sulawesi Selatan. Pondok Pesantren tertua di Sulawesi Selatan, yakni Ponpes As'adiyah berada di Kabupaten Wajo dan hingga hari ini masih eksis mencetak santri.

Menurut Muslihin, banyak santri maupun alumni As'adiyah yang sangat berkompeten, tapi malah memilih berkiprah di daerah lain.

Prestasi Kabupaten Wajo dari tahun ke tahun sangat merosot di bidang tilawatil Qur'an dan Hadis.

"Kita sangat prihatin dengan hal ini. Padahal, Wajo sangat diperhitungkan dan disegani," katanya.

Pada gelaran STQH XXXI 2020 di Kabupaten Pangkep lalu, Kabupaten Wajo hanya berada di peringkat ke tujuh.

Olehnya, Lihin, sapaan akrab Muslihin itu memberikan solusi agar Kabupaten Wajo kembali berprestasi dan diperhitungkan di ranah TQH.

"Pertama, ikhlaskan hati untuk al-Qur'an semata, baik oleh peserta maupun Pemda dan kedua, lakukan seleksi dengan baik. Jangan main comot apalagi mengandalkan person. Sebab, ada cabang yang tidak seleksi, itu tidak boleh," katanya.

Lihin melanjutkan, para peserta sesungguhnya tak boleh dibebani. Sebab, ajang TQH bukanlah perlombaan macam olahraga.

"Poin ketiga, jangan bebani peserta harus juara, jangan samakan dengan olahraga. Keempat, latih peserta dengan pelatih yang tepat, dan terkahir tawakkal dan kembali ke poin satu," katanya.

Menyikapi prestasi Kabupaten Wajo pada ajang STQH XXXII yang dinilai memalukan itu, Wakil Bupati Wajo, Amran angkat bicara.

Sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kabupaten Wajo, Amran juga prihatin dengan prestasi kafilah Kabupaten Wajo.

"Tentu saya sangat prihatin dengan hasil yang dicapai oleh para duta, kafilah kita yang mewakili Wajo pada seleksi STQH, namun saya tetap mengapresiasi kepada seluruh panitia, ofisial dan peserta telah berusaha bekerja dan melakukan yang terbaik," katanya seperti dikutip dari Tribun Timur, Kamis (10/6/2021).

Olehnya, hasil STQH XXXII itu akan menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kabupaten Wajo untuk berbenah ke depannya.

"Saya bersama dengan bapak bupati akan mengevaluasi kembali secara menyeluruh, terutama pemusatan latihan yang dapat dilakukan secara kontinyu agar para peserta dapat menguasai bidang masing masing yang akan dilombakan," katanya.

Segala aspek yang menunjang akan dibenahi, seperti intensif pelatih, kafilah serta para panitia wajib ditingkatkan, terlebih lagi bagi peserta yang berprestasi.

"Karena tidak dapat dipungkiri banyaknya alumni-alumni As'adiyah yang dicetak di Kabupaten Wajo mereka berkiprah ke daerah lain, dan ini juga perlu dievaluasi," katanya. (*)


Baca juga