Kakbah di Masjidil Haram, Kota Mekkah

JAKARTA,THENEWSULSEL.COM- Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, Arab Saudi telah menentukan vaksin Covid-19 tertentu untuk syarat ibadah haji dan umroh. Tapi vaksin yang digunakan oleh Indonesia hanya AstraZeneca saja yang diperbolehkan.

"Memang belum satupun vaksin yang kita gunakan saat ini masuk kecuali AstraZeneca, yang vaksin dari Cina emang belum," kata Honesti saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5).

Sementara vaksin Sinovac asal Cina masih dalam proses mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari WHO. Sinopharm yang digunakan untuk vaksin gotong royong Aisha mendapatkan EUa WHO.

Honesti menyebut, ada kemungkinan awal Juni Sinovac akan mendapatkan EUA dari WHO.

"Mudah-mudahan mungkin awal Juni atau Minggu kedua Juni, Sinovac sudah mendapatkan EUA dari WHO. Sehingga nati bsia menjadi dasar kita berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi, Sinovac, Sinopharm, dan semua vaksin yang digunakan di Indonesia layak untuk menjadi persyaratan," jelasnya.

Honesti berharap pemerintah Indonesia melobi pemerintah Arab Saudi. Diplomasi diperlukan agar Indonesia diperbolehkan haji dan umroh meski belum memakai vaksin yang telah mendapatkan EUA WHO.

"Nah ini menurut saya ini lebih karena kita butuh diplomasi juga dari goverment to goverment. Kemudian nanti pemerintah kita dan Arab Saudi bisa melakukan diplomasi vaksin bahwa vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat Indonesia itu juga berlaku bagi vaksin haji," kata Honesti.

Ia yakin diplomasi kedua negara itu bisa mendorong Arab Saudi memperbolehkan jemaah Indonesia.

"Kami berkeyakinan karena jumlah (jemaah) haji di Indonesia paling besar di dunia, masa mereka delay karena masalah politik vaksin. Kami sudah menyampaikan ke Kemenlu dan Kemenkes untuk bisa dimulai diplomasi ini dengan pemerintah Arab saudi," ucap Honesti.(*)


Baca juga