Pasangan ganda putra Indonesia Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan

JAKARTA,THENEWSULSEL.COM - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, mengutarakan pendapatnya terkait wacana perubahan sistem skor pada pertandingan bulu tangkis, dari format 3x21 menjadi 5x11.

Menurut Hendra Setiawan, sistem skor dengan format 5x11 memiliki beberapa dampak positif.

Hendra Setiawan melihat, sistem skor 5x11 akan mempersingkat durasi pertandingan sehingga para atlet bisa menjaga stamina.

"Saya secara pribadi sih setuju saja dengan perubahan skor," kata Hendra Setiawan dalam rilis dari PBSI pada Minggu (4/4/2021) sore WIB.

"Kalau sampai diterapkan, ini sangat positif karena pertandingan tidak akan terlalu lama dan stamina juga bisa dihemat," ujar Hendra Setiawan.

Kendati demikian, Hendra Setiawan juga melihat tantangan yang akan muncul jika format 5x11 benar-benar akan diterapkan.

Di mata Hendra Setiawan, format 5x11 akan menuntut para atlet untuk fokus sejak awal pertandingan.

"Tantangannya nanti menjadi fokus yang harus siap dari awal, tidak boleh telat panas," tutur Hendra Setiawan menjelaskan.

Adapun wacana perubahan sistem skor dari format 3x21 menjadi 5x11 kembali mencuat setelah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengajukan usulan kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Dalam hal ini, PBSI tidak bergerak sendirian. Mereka mengajukan perubahan sistem skor itu bersama Federasi Bulu Tangkis Maladewa.

Wacana perubahan sistem skor ini sejatinya sudah dicanangkan BWF saat Rapat Umum Tahunan pada 2018. Namun, mayoritas peserta rapat menolak wacana perubahan tersebut.

Indonesia pun menjadi salah satu pihak yang menolak karena ketika itu BWF ingin segera menerapkan perubahan tersebut.

"Saat voting tahun 2018, kami memang menolak wacana perubahan sistem skor tersebut," kata Bambang Roedyanto selaku Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI.

"Itu karena BWF ketika itu mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan," ujar Bambang Roedyanto.

"Padahal, saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan dimulai. Bila menggunakan format baru, para pemain tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi," kata Bambang Roedyanto.

"Selain itu, BWF ketika itu juga mengajukan usulan tidak boleh ada pelatih yang mendampingi saat pertandingan. Tentu kami tolak," tutur Bambang.

Setelah sempat menolak, PBSI kini mengajukan agar wacana perubahan sistem skor itu bisa terlaksana.

PBSI melalui Bambang Roedyanto mengatakan bahwa sistem skor 5x11 akan membawa dampak positif bagi kemajuan olahraga bulu tangkis, terutama untuk para atlet, seperti yang dikatakan oleh Hendra Setiawan.

"Saat itu, beberapa negara menolak dan inginnya pembahasan ini dilanjutkan setelah olimpiade. Lalu, kami melakukan rapat dengan pengurus dan pelatih, ternyata format sistem skor 5x11 akan cocok bagi bulu tangkis ke depannya," ucap Bambang Roedyanto.

"Seperti para pemain tidak hanya mengandalkan stamina, durasi pertandingan bisa ditekan menjadi lebih singkat dan dipastikan laga akan seru dari awal," ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang Roedyanto menjelaskan bahwa China sudah pernah mencoba sistem 5x11 di kejuaraan nasional mereka dan menghasilkan statistik yang cukup baik.

"Badminton Tiongkok juga sudah mencoba di kejuaraan nasional mereka pada bulan November 2020 dan statistiknya cukup baik," kata Bambang Roedyanto.

"Maka dari itu, kami mengajukan kembali wacana perubahan skor 5X11 untuk mengganti format 3X21," katanya.

"Tentunya setelah Olimpiade Tokyo mendatang, dimulai Januari 2022 dan uji coba selama satu tahun di seluruh level turnamen. Setelah satu tahun, kami juga mengusulkan harus ada feedback dari para pemain," tutur Bambang Roedyanto.

Selanjutnya, pengajuan perubahan sistem skor ini akan dibawa ke agenda Rapat Tahunan BWF pada 21 Mei 2021.

Keputusan terkait perubahan sistem skor dari format 3x21 menjadi 5x11 akan bergantung pada hasil voting para anggota BWF.(*)


Baca juga