THENEWSULSEL.COM, MAKASSAR – Langkah Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah menggratiskan Rapid Test Antigen dipuji oleh warga khususnya para calon penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Di samping kebijakan ini meringankan warga, penempatan
petugas rapid test di bandara betul-betul memudahkan.
“Luar biasa, kami betul-betul merasakan kehadiran pemerintah di saat seperti ini. Ada kendala, langsung teratasi seketika,” kata salah seorang calon penumpang tujuan Jakarta, H.S. Kamal. Kamal yang hendak terbang menggunakan pesawat Garuda pukul 10.45 Wita ini tadinya hanya membawa hasil rapid test biasa.
Baca: Nurdin Abdullah Buka 2 Layanan Rapid Test Antigen Gratis, untuk Penumpang Pesawat dan Kapal Laut
Baca: 6 Daerah ini Terapkan Wajib Hasil Rapid Test Antigen, Termasuk Masuk Bali?
Untuk pemeriksaan Rapid Test antigen ini, beberapa rumah
sakit mematok harga hingga Rp 250.000-Rp 300.000 per sekali test. Angka ini
tentu sangat memberatkan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah menerbitkan Surat
Edaran (SE) Tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Perjalanan Orang dengan
Transportasi Selama Masa Libur Natal dan Tahun Baru Dalam Masa Pandemi Covid-19
atau selanjutnya disebut SE Kementerian Perhubungan.
SE tersebut merujuk pada Surat Edaran yang diterbitkan oleh
Satgas Penanganan Covid-19 No. 3 Tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan
Perjalanan Orang Selama Libur Nataru dalam Masa Pandemi Covid-19 (SE Satgas
Covid 19) yang ditetapkan pada 19 Desember 2020 dan diterbitkan/diumumkan pada
20 Desember 2020.
Adapun masa berlaku SE Kementerian Perhubungan tersebut untuk transportasi Laut, Udara dan Perkeretaapian berlaku mulai 22 Desember 2020 – 8 Januari 2021 dan untuk transportasi Darat berlaku mulai 19 Desember – 8 Januari 2021.
Baca: Gubernur Nurdin Abdullah Gratiskan Rapid Test Antigen di Bandara Hasanuddin
Baca: Rapid Test Antigen Gratis yang Digelar Pemprov Sulsel Dipadati Calon Penumpang
“SE yang kami terbitkan merujuk pada SE Satgas Covid-19 Nomor 3 tahun 2020, yang bertujuan untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19 yang berpotensi meningkat akibat perjalanan orang di masa libur natal dan tahun baru,” jelas juru bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Jakarta, Senin (21/12/2020).(*)