Masih lekat di memori pak Agung saat pertama kali menginjakkan
kaki disana. Saat senja tiba, warga serentak menyalakan pelita sebagai
alat penerang di malam hari.
Warga bergegas pulang meninggalkan kebun sebelum malam memjemput. Anak-anak berlarian berpencar pulang ke rumah masing-masing.
Beberapa keluarga memilih bersantap sebelum malam.
Sayup-sayup suara perahu motor membelah sunyinya malam. Suara serangga malam dan gesekan dedaunan bagaikan orkestra pengantar tidur.
Pak Agung masih ingat ketika peserta didiknya akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun 2017.
Maksud
hati melaksanakan ujian di sekolah sendiri, apa daya jaringan internet
tidak memadai. Satu-satunya jalan adalah membawa peserta didik ke kota
Malinau.
Tapi bagaimana caranya? Dewan guru
mengajak kepala desa dan orang tua/wali siswa untuk berembuk dan mencari
jalan agar peserta didik dapat berangkat ke kota.
Dicapailah
kesepakatan bahwa pihak sekolah yang akan menanggung biaya transportasi
sementara pihak desa dan orang tua/wali peserta didik yang akan
menaggung biaya penginapan dan konsumsi.
Baca: Ada Tiga Peserta Berkebutuhan Khusus Ikut UTBK SBMPTN 2020 di UNM, Begini Fasilitasnya?>>Berikutnya