Anco Jansen (kanan) bersama Wiljan Pluim di PSM Makassar

Dari PEC Swello, Anco Jansen bergabung ke klub Cambur L di tahun 2008. Namun, hanya semusim dia bertahan. Setelah itu, ia pindah klub Veendam pada tahun 2009.

Anco Jansen tiga tahun berkostum Veendam, setelah itu berlabuh ke klub De Graafschap di tahun 2012 dengan nilai transfer Rp 3,04 miliar.

Dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 2014, pria yang memiliki berat 77 kilogram ini bergabung ke Roda JC. 

Di klub Roda JC, Anco Jansen bermain bersama Wiljan Pluim yang kini menjadi kapten dan ikon PSM Makassar.

Tahun 2005, Anco Jansen mencoba tantangan baru di Liga Turki. Ketika itu, ia memperkuat klub Boluspor dari tahun 2005 hingga 2017.

Tiga tahun di Turki, pemain yang bisa menempati posisi penyerang tengah dan winger ini kembali ke negeri asalnya, Belanda.

Ia berlabuh di klub FC Emmen tahun 2017. ‘Pelabuhan’ berikutnya adalah NAC Breda.

Bersama NAC Breda, Anco Jansen tampil 13 kali. Tiga kali sebagai starter, selebihnya masuk sebagai pemain pengganti. 

Ajakan Wiljan Pluim 

Anco Jansen tampaknya tidak betah di NAC Breda, karena lebih banyak jadi penghangat bangku cadangan, sehingga tidak mencetak satu pun gol.

Ajakan untuk menjajal Liga Indonesia kemudian datang dari Wiljan Pluim yang pernah satu tim dengannya di klub Roda JC tahun 2014. 

Kepada media di Makassar, Anco Jansen mengemukakan, Wiljan Pluim memberinya informasi mengenai atmosfer kompetisi sepakbola Indonesia.

Baca: Puluhan Kode Redeem Terbaru Free Fire 19 September 2021, Ini Cara Lakukan Klaim

Setelah mempelajari sepakbola Indonesia, termasuk klub PSM Makassar, Anco Jansen memenuhi ajakan Wiljan Pluim. 

Ia menyebut, keputusannya untuk bergabung dengan PSM Makassar merupakan petualangan baru dalam kariernya. 


Tags: Anco Jansen Milomir Seslija Pemain PSM pemain PSM Makassar Wiljan Pluim

Baca juga