ilustrasi Ramadhan

THENEWSULSEL.COM, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat, Senin (12/4/2021) malam WIB untuk penentuan 1 Ramadhan 1442 Hijriah atau Ramadhan 2021.

Sebelumnya, Muhammadiyah sudah menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021.

Sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) akan melaksanakan rukyatul hilal, Senin (12/4) hari ini, untuk penentuan 1 Ramadhan 1442 Hijriah.

Cara atau metode yang digunakan Kementerian Agama (pemerintah), Muhammadiyah, dan NU pada penentuan awal Ramadhan 1442 Hijriah sebagai berikut: 

Kementerian Agama 

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4/2021) malam WIB.

Humas Kemenag Khoiron Durori mengatakan, sidang isbat direncanakan di Auditorium H.M Rasjidi, Kemenag RI di Jalan MH. Thamrin Nomor 6, Jakarta.

Baca: Lowongan Kerja Dankos Farma, Terima Lulusan SMK dan D3

.Baca: Ramadhan 2021: Kemenag Sidang Isbat Senin Malam, Ini Lokasi Pemantauan Hilal di Pulau Sulawesi

Mengutip kompas.com. Khoiron mengemukakan, penentuan awal Ramadhan dilakukan dengan pengamatan hilal pada sejumlah lokasi di seluruh wilayah Indonesia.

Menurutnya, isbat awal Ramadhan dilaksanakan 12 April, bertepatan 29 Sya’ban 1442 H.

Sidang isbat terbagi menjadi tiga tahap, meliputi  pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, yang akan dimulai pukul 16.45 WIB. 

Kemudian sidang isbat awal Ramadhan digelar setelah Salat Magrib. 

Tahap akhir, konferensi pers hasil sidang isbat oleh Menteri Agama yang akan disiarkan TVRI, RRI, dan Medsos Kemenag. 

Kemenag menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadan 1442 H pada 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia. 

Baca: Lowongan Kerja Indofood untuk Lulusan SMA/SMK, D3, dan S1, Lihat Syaratnya

Pemantau hilal terdiri atas pegawai Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam, dan instansi terkait.

Kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam berbasiskan pada peredaran bulan. Karena itu, penentuan awal bulan pada kalender Hijriah dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda. 

Terdapat dua metode untuk mengetahui penampakan hilal, yakni:

Hisab: Metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan. 

Rukyat: Observasi benda-benda langit untuk melakukan verifikasi hasil hisab. 

"Dua metode ini saling menguatkan, bahkan seperti dua sisi mata uang," kata Kasubdit Hisab dan Rukyat Bimas Islam Kemenag Ismail Fahmi, beberapa waktu lalu. 

Ismail mengemukakan, Kemenag berharap agar hasil hisab maupun rukyat tidak berbeda.

Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengeluarkan maklumat mengenai hasil hisab atau perhitungan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.

Maklumat itu bernomor 01/MLM/I.0/E/2021 yang ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.

Isi maklumat itu menyebutkan bahwa awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021.

Muhammadiyah juga sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1442 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 12 Mei 2021.

Sedangkan 1 Zulhijah 1442 Hijriah jatuh pada 10 Juli 2021, sehingga warga Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah) pada 20 Juli 2021.

Nahdlatul Ulama (NU)

Nahdlatul Ulama (NU) akan melaksanakan rukyatul hilal Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4/2021) hari ini. Pemantauan hilal akan dilakukan pada 35 titik di seluruh Indonesia.

Sesuai laman resmi NU, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU (LF PBNU) telah melakukan perhitungan terhadap hilal Ramadhan 1442 H.

Perhitungan ini dengan metode perhitungan hisab jama’i di Kantor PBNU, alan Kramat Raya 164 Jakarta, dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Dari hisab tersebut diperoleh data ketinggian hilal sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik.

Durasi kemunculannya mencapai 17 menit 11 detik, sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09:29:29 WIB.

Artinya, tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah dan kemungkinan hilal terlihat, yakni sebesar 2 derajat.

Sedangkan tinggi hilal di wilayah lain juga masih di atas tiga derajat. Hanya tiga provinsi yang tinggi hilalnya di bawah tiga derajat dan di atas 2 derajat, yakni Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Ustadz Ma'rufin Sudibyo, Wakil Sekretaris LF PBNU, menjelaskan, dari hasil hisab dapat diketahui bahwa parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Provinsi Papua (tinggi +2º 46’, lama hilal 13 menit 28 detik).

Sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (tinggi +3º 38’, lama hilal 17 menit 11 detik). (*)



Tags: 1 Ramadhan 1 Ramadhan 1442 H awal Ramadhan Bulan Ramadhan Muhammadiyah penetapan 1 Ramadhan

Baca juga