Ilustrasi: Warga Pakai Masker

SURABAYA,THENEWSULSEL.COM-Harapan masyarakat Indonesia untuk melepas masker pada 2021 tampaknya masih mustahil. Meski sejak Januari 2021, program vaksinasi nasional sudah digulirkan, hal itu tidak lantas melenyapkan Covid-19 seketika.

Dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Agung Dwi Wahyu Widodo mengatakan, masker baru dapat dilepas setelah pandemi berakhir. Berkaca dari musibah pandemi pada 1918 silam, setidaknya butuh waktu sekitar empat tahun hingga pandemi benar-benar berakhir.

“Jadi kita wajib menggunakan masker selama empat tahunan itu. Dan bisa lebih panjang lagi kalau masyarakat tidak patuh aturan,” ujar Agung, Rabu (7/4).

Laki-laki yang kerap disapa Agung itu menjelaskan, setelah pemberian vaksin pertama, tubuh tidak langsung kebal. Setidaknya perlu waktu seminggu untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi yang dihasilkan itu pun, lanjutnya, masih cukup rendah kadarnya. Bahkan pada beberapa kasus, misalnya hepatitis b, antibodi tidak terbentuk setelah vaksinasi. Sehingga, infeksi sangat mungkin terjadi meski telah menerima vaksin.

“Setelah pemberian vaksin pertama, antibodi masih belum terbentuk. Sambil menunggu antibodi meningkat dengan baik, kita tetap harus memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya,” kata dia.

Tujuan vaksinasi bukan untuk melepas masker. Masyarakat harus tetap waspada. Menurutnya, vaksinasi juga tidak menghentikan penularan virus.

Dia menyarankan agar tetap melakukan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, mengurangi mobilisasi, dan menjauhi kerumunan.

“Pemberian vaksin juga tidak melindungi kita dari proses penularan virus. Karena walaupun sudah divaksin, transmisi virus kan tetap terjadi,” tuturnya.

Agung mengingatkan setelah pemberian vaksin, kekebalan tubuh belum tentu meningkat secara langsung. Terlebih lagi, hasil vaksinasi setiap orang tidak sama. Oleh karena itu, masker tetap perlu dipakai.

“Penggunaan masker dapat meminimalisir virus yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jumlahnya kecil dan dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh,” terangnya.(*)


Baca juga