Erick Thohir

JAKARTA,THENEWSULSEL.COM-Menteri BUMN Erick Thohir memaksa pengembang perumahan yang mengajukan kredit lewat PT BTN (Persero) Tbk menggunakan kompor listrik untuk perumahan. Tanpa kompor listrik, Erick meminta bank BUMN itu tidak mengucurkan kredit.

Lalu, apa alasan dibalik penggunaan kompor listrik?

Pertama, menurut Erick, menekan impor LPG yang setahun bisa mencapai Rp60 triliun. Pemerintah, kata dia, menyalurkan subsidi LPG kepada masyarakat setiap tahunnya sebesar Rp50 triliun.

Dengan 'memaksakan' instalasi kompor listrik di perumahan baru, harapannya pemerintah bisa menghemat kantong sekaligus memanfaatkan cadangan energi PLN yang saat ini berlebih.

"Kalau 15 juta kompor listrik terpakai, maka akan terjadi penghematan luar biasa untuk impor LPG," tuturnya pada konferensi pers penandatanganan MoU dengan Kementerian BUMN dan PUPR, Rabu (31/3).

Kedua, sambung Erick, rumah tangga yang menggunakan kompor listrik dapat menghemat biaya hingga 20 persen per bulan.

Angka itu didapat dari kalkulasi secara rata-rata pengeluaran LPG sebesar Rp147 ribu, sedangkan menggunakan kompor listrik biaya ditaksir sebesar Rp118 ribu per bulan.

"Rata-rata biaya memasak di rumah Rp147 ribu per bulan dengan kompor listrik menjadi Rp118 ribu per bulan. Hemat 20 persen, jadi kan sama-sama untung," katanya.

Dengan mengerahkan berbagai perusahaan negara untuk mempercepat konversi, ia yakin target akan tercapai lebih cepat. Untuk tahun ini, BUMN menargetkan ada 1 juta RT yang dikonversikan menggunakan kompor listrik.

Erick yakin konversi ke kompor listrik akan lebih mudah. Tidak seperti kala pemerintah menggaungkan konversi minyak tanah ke LPG yang diwarnai kekhawatiran masyarakat soal keamanan.

Baca: Lupakan Tesla, Pemerintah Resm Bentuk Holding Perusahaan Baterai Kendaraan Listrik

Baca: Hasil RUPS: Iqbal Lantanro Kembali ke BTN, Heru Koesmahargyo Dirut, Chandra Komut, Apersi Optimistis

Pasalnya, selain lebih murah dan ramah lingkungan, penggunaan kompor listrik juga lebih aman.

Baca: Wahai Pencari Kerja, Ini Kabar dari Dirjen Dikti, 9 Juta Pengangguran Terbuka Bisa Dipertemukan dengan Para Recruiter

"Kalau bisa dulu mengubah minyak tanah ke LPG, kenapa juga ke depan LPG kita ubah ke listrik (tidak bisa). Ini yang kami harapkan penghematan yang sekarang Rp60 triliun," pungkasnya.(*)


Baca juga