Seorang guru daerah terpencil, Wanti Palimbong mendapat bantuan warga mengangkat motornya ketika tergelincir dalam perjalanan menuju Desa Pulu'-Pulu' Kabupaten Toraja Utara, Tahun 2017.

Dari aspek pendidikan juga tidak kalah memprihatinkannya. Sebagai guru bahasa Inggris, saya harus berusaha lebih keras lagi.

Jangankan berbahasa Inggris, berbahasa Indonesia pun peserta didik masih belum terbiasa. Peserta didik saya tidak memiliki pengetahuan dasar sama sekali tentang pembelajaran Bahasa Inggris.


Saat saya masuk kelas dan mengucapkan “Good morning”, mereka tertawa dan menganggapnya lucu. Sebagian hanya melongo tanpa ekspresi.


Tapi saya tidak putus asa. Saya terus mengulang ujaran-ujaran berbahasa Inggris hingga mereka terbiasa mengucapkan dan meresponnya.

Boleh dikata, mereka tidak memiliki perbendaharaan kata sama sekali karena mata pelajaran ini belum pernah diajarkan saat mereka di bangku sekolah dasar. Saya mengajar di kelas VII. 


Akhirnya saya benar-benar harus memulai dari nol. Saya harus menyelaraskan tuntutan kurikulum dengan kondisi siswa yang terbilang masih sangat butuh belajar lebih banyak.


Desa tempat saya bertugas tergolong unik. Hanya ada satu titik sinyal untuk melakukan komunikasi lewat telepon.


Baca: Hari Ketiga PPDB SMA Jalur Zonasi Capai 47 Ribu, SMAN 1 Makassar Paling Banyak Jumlah Peminatnya

Buat pengunjung, mungkin mereka akan terheran-heran atau tertawa saat menyaksikan warga sekitar berkumpul bahkan berdesak-desakan di titik tersebut demi mengirim pesan SMS atau melakukan panggilan dan menerima panggilan telepon.


Saya pun terkadang berbaur dalam kerumunan itu saat ingin menghubungi keluarga atau mencari informasi dari dinas pendidikan Kabupaten Toraja Utara.

>> Selanjutnya


Tags: daerah terpencil Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Sulsel Disdik Sulsel Gurdasus Guru Guru Daerah Khusus Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan tenaga pendidik

Baca juga